1. Dakwah
Secara Sembunyi-Sembunyi
Sejarah islam pertama turun di Makkah dengan turunnya
wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu yang turun pada bulah
ramadhan tahun 610 M itu adalah surah
Al-‘Alaq ayat 1-5. Ketika turun ayat ini, Nabi Muhammad SAW belum di
perintahkan untuk menyampaikan risalah illahi kepada umat manusia. Namun wahyu
ini menandakan muhammad baru di angkat menjadi nabi. Beberapa saat kemudian,
tepatnya setelah turun wahnyu allah untuk memantapkan hati Nabi Muhammad SAW.
(QS. Al- Qalam/68:1-7 dan Al-Muzzammil/73:1-7), jibril datang menyampaikan
vwahyu sebagai perintah kepada Nabi Muhammad SAW, untuk menyampaikan risalah
illahi kepada manusia. Wahyu itu adalah surah Al-Muddassir ayat 1-7
Turunnya wahyu tersebut sebagai pengangkatan
rosulullah saw, manjadi seorang rasul. Artinya, beliau mendapatkan perintah
untuk mendakwahkan islam kepada seluruh umat manusia. Tugas ini merupakan
perkara yang besar dan berat. Beliau harus berhadapan dengan berbagai
tantangan dan masalah, antara lain perombakan sistem kebudayaan, sosial,
kepercayaan penduduk mekah, dan meluruskan sistem sosial yang tidak adil.
Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah
secara sembunyi-sembunyi, hal itu untuk mengantisipasi guncangan dimasyarakat.
Beliau memulai dakwahnya kepada keluarga dan karib kerabatnya. Beliau
mengetahui bahwa orang Quraisy sangat terikat, fanatik dan kuat mempertahankan
kepercayaan jahiliyah. Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung
selama 3-4 tahun.
4 tahun pertama adalah masa nabi muhammad
mempersiapkan diri menghimpun kekuatan, dan mencari pengikut setia. Seiring
dengan itu, wahyu yang turun saat itu bersifat mendidik, membimbing, membina,
mengarahkan, dan memantapakan hati dalam rangka mewujudkan kesuksesan
dakwahnya. Nabi Muhammad SAW dibekali wahyu yang mengandung pengetahuan dasar
mengenai sifat allah dan penjelasan mengenai dasar akhlaq islam. Selain itu
wahyu saat itu sebagai banntuan secara umum tentang penduan hidup masyarakat
jahiliyah yang berkembang saat itu.
Orang pertama yang masuk islam berasal dari kalangan
rumah tangga beliau Khodijah, Ali bin Abi Talib, dan Zaid bin Harisah, kemudian
Abu Bakar, san Ummu Aiman. Melalui Abu Bakar pengikut beliau bertambah, mereka
adalah Abd Amar bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, Usman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan talhah bin Ubaidillah. Mereka inilah yang
mendapat gelar Sabiqunal Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk islam.
Ketika umat sidit, Nabi Muhammad SAW melarang
pengikutnya menyatakan keislamannya secara terbuka. Meskipun demikian Abu Bakar
terus berdakwah mengajak penduduk mekah untuk masuk islam. Ia berhasil
mengislamkan beberapa tokoh, antara lain Abu ubaidah bin al- Haris, Abu Salamah
bin Abdul Asad, Arqam bin Abil Arqam, Usman bin Maz’un, Abdullah bin
Maz’un, serta Asma’ dan Aisyah ( keduanya anak Abu Bakar). Bahkan Arqam bin
Abil Arqam menyediakan rumahnya untuk pembinaan umat oleh Nabi Muhammad SAW
sekaligus tempat untuk berdakwah.
2. Dakwah
Secara Terbuka
Penduduk mekah banyak yang sudah mengetahui dan
membicarakan agama baru yang beliau bawa. Mereka menganggap agama itu sangat
bertentangan dengan agama nenek moyang kita, pada saat itu turun wahyu surah
Al-Hijr/15:94 yang memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara
terbuka dan terang-terangan kepada seluruh masyarakat.
Dengan turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad SAW mulai
melakukan dakwah dengan terang-terangan. Dakwah ini membuat seorang tokoh Bani
Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk islam. Ia adalah
Abu Zar al-Giffari. Atas perintah Nabi Muhammad SAW, Abu Zar al-Giffari
kemudian pulang untuk berdakwah dikampungnya. Sejak itulah banyak yang masuk
islam melalui Abu Zar. Melalui cara itu pula, Bani Daus juga masuk islam. Orang
pertama dari Bani Daus yang masuk islam adalah Tufail bin Amr ad-Dausi, seorang
penyair terpandang di Kabilahnya. Dengan demikian islam sudah mulai tersebar
diluar mekah.
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah
mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan tindakan kekerasan terhadap beliau dan
pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejamnya pemimpin kafir Quraisy terhadap
Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Hamzah bin Abdul Mutalib dan Umar bin
Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk islam, hal ini membuat orang kuraisy
mengalami kesulit untuk menghentikan dakwah beliau.
Suatu ketika nabi muhammaad saw, melakukan dakwah
secara terbuka. Beliau naik ke bukit safa dan memanggil semua suku yang ada di
sekitar mekah untuk mengetahui apa yang akan disampaikan oleh nabi muhammad,
semua suku mengirimkan utusannya, bahkan Abu Lahab, paman beliaupun hadir. Nabi
Muhammad SAW berseru, ” jika saya katakan kepada kamu bahwa dibalik bukit
ada pasukan berkuda yang akan meenyerangmu, apakah kalian percara?”.
Mereka mejawab, “ Kami percaya. Kami tidak ragu
kebenaran perkataanmu sebab kamu orang yang jujur dan kami tidak pernah menemui
kamu berdusta.”
Nabi Muhammad SAW kamudian berseru,” Saya
peringatkan kamu akan siksa di hari kiamat. Allah menyuruhku untuk mengajakmu
menyembah kepada-Nya, yaitu tuhanku dan tuhanmu juga, yang membentuk alam
semesta termasuk yang kamu sembah. Maka tinggalkanlah Latta, Uzza, Hubal,dan
berhala-berhala lain sesembahanmu”
Mendengar seruan tersebut, Abu Lahab marah dan seraya
berkata, ” hari ini kamu (muuhammad) celaka, apakah hanya untuk ini kamu
kumpulkan kami semua?”.
Nabi muhammad termenung sejenak memikirkan reaksi dari
kaumnya yang menentang dakwahnya. Kemudian turun wahyu surah (Al-Lahab/111;1-5)
yang menerangkan bahwa yang celaka bukanlah beliau, tetapi Abu lahab sendiri.
Setelah peristiwa tersebut para pemimpin Quraisy
mendatangi Abu Talib, paman yang mengasuh Nabi Muhammad SAW. Mereka menuntuk
agar Abu Talib mencegah kegiatan dakwah keponakannya. Pertama, mereka meminta
kepada Abu Talib untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW, tetapi perpimtaan
itu tidak mengubah pendirian Nabi Muhammad SAW, dan Abu Talib. Kedua, mereka
mengutus Walid bin Mugirah dengan membawa seorang pemuda untuk ditukarkan
dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka akan bangkit memerangi Nabi Muhammad SAW.
Ancaman itu tampaknya sangat berpengaruh pada diri Abu Talib, ia pun memanggil
Nabi Muhammad SAW untuk berhenti dari dakwahnya. Namun, Nabi Muhammad SAW tetap
tegar dan menolakpermintaan pamannya dan berkata, “ Demi allah, walaupun
mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku
tidak akan menghintikandakwah agama allah hingga agama ini menang dan atau aku
binasa didalamnya”.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Nabi Muhammad
SAW maninggalkan Abu Talib seraya menangis. Abu talib memanggilnya kembali
seraya berkata, “ Wahai anak saudaraku! Pergilah dan katakanlah apa yang
kamu kehdaki ( dakwah). Dimi allah, aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka
selamanya.”
Tidak berhasil dengan cara itu, para pemimpin Quraisy
mengutus Utbah bin Rabi’ah, seorang ahli retorika untuk membujuk Nabi Muhammad
SAW. Mereka menawarkan tahta dan harta, asalkan beliau bersedia menghentikan
dakwahnya. Tawaran itu pun ditolak keras oleh naabi muhammad saw.
3.
Pemboikotan Dan Rencana Pembunuhan
Tekanan-tekanan yang dilakukan kafir Quraisy kepada
umat islam, ternyata tidak membuat islam dijauhi. Sebaliknya umat islam makin
bertambah. Hal itu membuat Abu Jahal menekan kepada pimpinan Quraisy untuk
memboikot Bani Hasyim. Tindakan pemboiKotan itu sangat menyengsarakan Bani
Hasyim dan Bani Mutalib, Bani Mutalib juga ikut terboikot karena solidaritas
mereka tertuju kepada Bani Hasyim. Isi surat pemboiKotan itu adbalah sebagai
berikut:
- Muhammad dan kaum keluarganya serta pengikutnya tidak diperbolehkan menikah dengan bangsa Arab Quraisy lainnya, baik laki-laki maupun perempuan.
- Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh mengadakan hubungan jual beli dengan kaum Quraisy lainnya.
- Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh bergaul dengan kaum Quraisy lainnya.
- Kaum Quraisy tidak dibenarkan membantu dan menolong muhammad, keluarga, ataupun pengikutnya.
Surat ini di gantung di dinding Ka’bah dan berlaku
untuk selamanya, kecuali jika muhammad dan keluarganya menyerah. Tetapi setelah
3 tahun, surat pemboikotan itu diturunkan oleh beberapa orang Quraisy, merka
menganggap pemboiKotan termasuk perbuatan yang tidak manusiawi. Dengan demikian
berakhilah pemboiKotan itu dan umat islam kembali ke Makkah, meskipun hal itu
bukanlah akhir dari penindasan terhadap umat islam.
4. Hijrah Ke
Habsyi
Beberapa hari setelah pemboikotan berakhir, Abu Thalib
meninggal dan kepemimpinan Bani Hasyim beralih kepada Abu Lahab. Tekanan
terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya makin bertambah kejam. Hal ini
membuat Nabi Muhammad SAW merasa kasihan terhadap para pengikutnya, beliau memerintahkan
mereka hijrah ke Habsyi pada tahun 615 M atau tahun ke-5 dari kenabian.
Rombongan pertama yang hijrah berjumlah 15 orang, yng terdiri dari 11 laki-laki
dan 4 wanita. Kemudian disusul rombongan kedua yang berjumlah hampir 100 orang.
Diantara sahabat yang ikut hijrah yaitu Usman bin Affan dan istrinya
(Ruqoyyah), Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, dan Ja’far bin Abi Talib.
Kedatangan kaum muslimin di Habsyi diterima oleh raja
Najasyi dengan baik. Mereka mendapat perlindungan dan bantuan bahan makanan.
Perlakuan Raja Najasyi terhadap umat islam itu membuat kaum kafir Quraisy sakit
hati. Mereka mengutus Amru bin As dan Abdullah bin Rabi’ah untuk menghadap Raja
Najasyi meminta orang-orang muslimin di kembalikan ke kaum kafir Quraisy.
Tetapi setelah Raja Najasyi mendengarkan ayat yang dibacakan oleh Ja’far bin
Abi Talib, beliau berkata,” kalimat itu dan kalimat yang dibawa nabi Musa
berasal dari satu sumber”. Kemudian ia berpaling kepada utusan Quraisyi dan
berkata,” Pulanglah! Mereka tidak akan kuserahkan kepadamu”.
5. Misi Ke
Ta’if
Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisyi kepada Nabi
Muhammad SAW dan pengikutnya, semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk
berdakwah. Beliau mencoba berdakwah ke Ta’if, sebuah Kota di Hijaz yang
terletak disebelah tenggara Mekah. Namun disana beliau mendapatkan kelompok
masyarakat yang lebih kejam dan bengis dalam menerima dakwahnya. Penduduk Kota
Ta’if menghina dan melempari beliau hingga terluka.
Mendapat perlakuan kejam dari penduduk Ta’if, Nabi
Muhammad SAW terpaksa menyelamatkan diri dan berlindung di balik pagar kebun
Utbah dan Syaibah, dua anak bersaudara.
Demikian kejam perlakuan penduduk Ta’if dari Kabilah
Saqif kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian, kekejaman itu tidak membuat
beliau putus asa dalam menyampaikan dakwah. Beliau terus berdakwah kepada
Kabilah-Kabilah Arab yang lain, seperti Kabilah Kandah, Bani Kalb, Bani
Hanifah, dan Bani Amr. Akan tetapi, semua Kabilah itu juga menolak dengan
kasar.
6. Respons
Masyarakat Yasrib
Ketika musim haji tiba, Nabi Muhammad SAW
menggunakannya untuk menyampaikan dakwah kepada jama’ah haji yang datang dari
seluruh penjuru Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yasrib dan Suku Aus
dan Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orangg-orang yahudi bahwa
nabi akhir zaman akan segera datang.
Pada saat Suku Aus berhaji pada tahun ke-10 dari
kenabian, bertepatan dengan tahun 620 M. Nabi muhammad menyampaikan dakwah
kepada jamaah haji yang hadir di sekitar Ka’bah. Beliau mengajak mereka untuk
beriman kepada allah yang maha ESA dan berbuat baik. Mendengar ajakan tersebut,
suku Aus dan Khazraj memperhatikan secara seksama. Dakwah tersebut sesuai
dengan pemahaman mereka yang diperoleh dari orang-orang yahudi. Mereka yakin
bahwa ini adalah nabi yang di tunggu. Mereka sepakat untuk menerima dakwah
tersebut dan mendekati beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Kami datang
dari Yasrib yang penduduknya saling bermusuhan. Dengan dakwahmu, mudah-mudahan
allah mendamaikan mereka dan menjadikannya bersaudara . kamu adalah laki-laki
yang paling mulia”.
7.
Perjanjian Aqobah I
Ada enam pokok persoalan penting yang menjadi sumpah
setia dalam Baiat Aqabah I, diantaranya:
- Mereka tidak akan menyekutukan allah dengan sekutu apapun
- Mereka tidak akan mencuri
- Mereka tidak akan berzina
- Mereka tidak akan membunuh anak-anaknya
- Mereka tidak akan berbuat fitnah, dusta, dan curang
- Mereka tidak akan mendurhakai nabi muahmmad saw
8.
Perjanjian Aqobah II
Nabi Muhammad SAW tersenyum mendengar pernyataan para
kaumnya, dan berkata. “ saya berjanji akan berperang dengan siapapun yang
kamu perangi dan berdamai dengan siapapun yang kamu berdamai”.
Mendengar
jawaban itu, mereka serempak berdiri mengucapkan janji setia.
- Kami bersumpah untuk taat kepada Rasulullah dalam susah dan senang
- Kami bersumpah akan mengatakan kebenaran dimanapun kami berada
- Kami bersumpah tidak gentar menghadapi fitnah dari siapapun juga
Dengan
terjadinya Baiat Aqabah II, ada arti penting bagi perkembangan islam, antara
lain sebagai berikut:
- Kaum muslim Yasrib siap membela islam dan Rosulullah
- Rasuluallah siyap untuk berhijrah ke Yasrib
- Rasulullah dan umat islam akan menghadapi perjuangan yang sangat besar mengahadapi kemarahan orang-orang kafir Quraisy.
Sumber: Google
nice post gan, kunjungi blog ane ya gan.
BalasHapusDukun Software