Social Icons

Senin, 26 Agustus 2013

Kehidupan Masyarakat Raja Ampat




Banyak orang yang tau akan keindahan tanah papua, khususnya bagi orang orang yang menyukai traveling sebuah kawasan termasyur di Provinsi Papua Barat, Pulau Raja Ampat. Keindahan alam dengan laut bersih nan jernih dan kekayaan biota laut dari ribuan ikan sampai terumbu karang membuat kawasan ini menjadi salah satu tempat tujuan wisata dunia.
Salah satu daerah terkenal disana adalah Kepulauan Wayag yang terletak di bagian barat Pulau Raja Ampat. Di tempat ini tersebar gugusan pulau-pulau kecil Karst berjumlah sekitar 84 pulau dengen struktur tanah yang keras, ekosistem yang masih amat terjaga, budaya dan kearifan masyarakat lokalnya.
Namun sangat disayangkan, bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan indah dari kawasan ini harus merogoh kantong yang cukup dalam, paling tidak 20 juta per orang. Transportasi menjadi kendala karena kawasan ini hanya bisa dilewati kapal kecil penduduk, dengan menghabiskan 400 liter bbm untuk bahan bakar pulang-pergi antar satu pulau. Belum lagi harga bbm disana sepuluh kali lipat dari harga normal. Hal ini yang menyebabkan, belum banyaknya wisatawan domestik yang bisa mengunjungi tempat indah yang sering disamakan dengan Pulau Phi Phi di Thailand ini.
Disamping mahalnya biaya wisata yang ditawarkan pulau Raja Ampat, ternyata kehidupan masyarakat asli sana tidak jauh dari kata sederhana. Contohnya adalah penduduk Desa Sawingrai yang merupakan desa terdekat dari kepulauan Wayag. Sekitar 1 jam lamanya menaiki speedboot. Nelayan adalah mata pencaharian utama mereka, karena tempat tinggal mereka yang berada di tepi laut.
Selain itu, karena banyaknya wisatawan yang ingin menghabiskan waktu disana dengan kocek lebih murah, penduduk desa mulai membuka penginapan, jasa tour-guide, dan trasport yang lebih murah dibanding resort yang ditawarkan oleh investor luar negri namun dengan kualitas yang tidak kalah bagus. Penduduk asli Raja Ampat dikenal sangat ramah oleh tamu luar dan akan menerima dengan senang hati. Apalagi jika pengunjung membawa oleh-oleh seperti pinang atau permen. Oleh-oleh ini menyimbolkan perdamaian dikalangan penduduk asli dan para pengunjung.
Kearifan lokal yang terjaga dikalangan penduduk asli membuat kawasan indah ini selalu terjaga kebersihannya. Banyaknya ekosistem tidak membuat penduduk dengan seenaknya mengambil guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bukan hanya itu, bahkan untuk mendapatkan gurita, nelayan masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan tangan sendiri. Mereka akan mencari gurita disaat air laut surut dengan mengandalkan daun kelapa agak kering yang dibakar untuk penerangannya.
Bukan hanya itu, penduduk tidak pernah memberi makan binatang liar dan berdekatan dengan mereka agar kelangsungan hidup mereka tidak terganggu oleh penduduk sekitar. Dengan selalu menjaga kearifan lokal, penduduk sekitar telah sangat membantu kelangsungan kehidupan ekosistem dan kekayaan alam dari Pulau Raja Ampat.

Sumber: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar