Banyak orang yang tau akan
keindahan tanah papua, khususnya bagi orang orang yang menyukai traveling sebuah
kawasan termasyur di Provinsi Papua Barat, Pulau Raja Ampat. Keindahan alam
dengan laut bersih nan jernih dan kekayaan biota laut dari ribuan ikan sampai
terumbu karang membuat kawasan ini menjadi salah satu tempat tujuan wisata
dunia.
Salah satu daerah terkenal
disana adalah Kepulauan Wayag yang terletak di bagian barat Pulau Raja Ampat.
Di tempat ini tersebar gugusan pulau-pulau kecil Karst berjumlah
sekitar 84 pulau dengen struktur tanah yang keras, ekosistem yang masih amat
terjaga, budaya dan kearifan masyarakat lokalnya.
Namun sangat disayangkan, bagi
pengunjung yang ingin menikmati pemandangan indah dari kawasan ini harus
merogoh kantong yang cukup dalam, paling tidak 20 juta per orang.
Transportasi menjadi kendala karena kawasan ini hanya bisa dilewati kapal kecil
penduduk, dengan menghabiskan 400 liter bbm untuk bahan bakar pulang-pergi
antar satu pulau. Belum lagi harga bbm disana sepuluh kali lipat dari harga
normal. Hal ini yang menyebabkan, belum banyaknya wisatawan domestik yang bisa
mengunjungi tempat indah yang sering disamakan dengan Pulau Phi Phi di Thailand
ini.
Disamping
mahalnya biaya wisata yang ditawarkan pulau Raja Ampat, ternyata kehidupan
masyarakat asli sana tidak jauh dari kata sederhana. Contohnya adalah penduduk
Desa Sawingrai yang merupakan desa terdekat dari kepulauan Wayag. Sekitar 1 jam
lamanya menaiki speedboot. Nelayan adalah mata pencaharian utama
mereka, karena tempat tinggal mereka yang berada di tepi laut.
Selain itu, karena banyaknya
wisatawan yang ingin menghabiskan waktu disana dengan kocek lebih murah,
penduduk desa mulai membuka penginapan, jasa tour-guide, dan
trasport yang lebih murah dibanding resort yang ditawarkan oleh investor luar
negri namun dengan kualitas yang tidak kalah bagus. Penduduk asli Raja Ampat
dikenal sangat ramah oleh tamu luar dan akan menerima dengan senang hati.
Apalagi jika pengunjung membawa oleh-oleh seperti pinang atau permen. Oleh-oleh
ini menyimbolkan perdamaian dikalangan penduduk asli dan para pengunjung.
Kearifan lokal yang terjaga
dikalangan penduduk asli membuat kawasan indah ini selalu terjaga
kebersihannya. Banyaknya ekosistem tidak membuat penduduk dengan seenaknya
mengambil guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bukan hanya itu, bahkan untuk
mendapatkan gurita, nelayan masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan
menggunakan tangan sendiri. Mereka akan mencari gurita disaat air laut surut
dengan mengandalkan daun kelapa agak kering yang dibakar untuk penerangannya.
Bukan hanya itu, penduduk
tidak pernah memberi makan binatang liar dan berdekatan dengan mereka agar
kelangsungan hidup mereka tidak terganggu oleh penduduk sekitar. Dengan selalu
menjaga kearifan lokal, penduduk sekitar telah sangat membantu kelangsungan
kehidupan ekosistem dan kekayaan alam dari Pulau Raja Ampat.
Sumber: Google
Sumber: Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar