Social Icons

Senin, 11 November 2013

Motif Batik dari berbagai kota di Indonesia

Motif Jepara

Batik Kartini atau disebut juga Batik Jepara adalah batik yang bermotif sesuai motif batik buatan Kartini. Duta Batik pertama adalah Kartini karena beliau pernah mengirim batik kepada temanya di Belanda.

Batik Jepara dinamakan Batik Kartini di karenakan batik di Jepara menggunakan motif-motif hasil karya R.A. Kartini.


Ada macam-macam motif khas dari Batik Jepara, yaitu:
  • Motif Bunga Kantil
  • Motif Parang Gondosuli
  • Motif Srikaton
  • Motif Srigunung
    1.     Motif Bunga kantil. Nama Kembang Kanthil mengandung arti: Kembang = bunga ; Kanthil = ikut, nempel, lengket. Sebuah kain batik dengan motif Kembang             Kanthil /Kenanga latar pethak. Terlukiskan bunga Kanthil/Kenanga yang saling bergandengan/ berkaitan satu dengan yang lainnya. Banyak sekali «cecek»                 halus  yang menjadi isen dalam «bloemblad»/ lidah/ daun bunga.
    2.     Motif parang gondosuli.
    3.     Motif srikaton
    4.     Motif Srigunung

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Kartini

Motif Kota Yogyakarta

Batik Yogyakarta mempunyai makna atau simbol dalam setiap motifnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.     Batik Sido Mukti
0    Memiliki unsur motif Gurda.
o    Digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan.

2.     Batik Kawung
o    Memiliki unsur motif geometris.
o    Digunakan sebagai kain panjang. Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan.

3.     Batik Cuwiri
o    Memiliki unsur dan motif Meru dan Gurda.
o    Digunakan sebagai "Semek'an" dan emben dan dipakai saat upacara mitoni.

4..     Batik Pamiluto
o    Memiliki unsur motif parang, ceplok, truntum, dan ada banyak lagi.
o    Digunakan sebagai kain panjang saat upacara pertunangan.


5.     Batik Parang Kusumo
o    Memiliki motif parang dan mlinjon.
o    Digunakan sebagai kain saat tukar cincin.


6.    Batik Ceplok Kasatrian
o    Memiliki unsur motif parang, gurda, dan meru.
o    Digunakan sebagai kain kain saat kirab pengantin.


7.     Batik Nitik Karawitan
o    Memiliki unsur ceplok
o    Digunakan sebagai kain panjang.


8.     Batik Truntum
o    Digunakan ketika acara pernikahan.
o    Truntum artinya menuntun. Harapannya, agar orang tua bisa menuntun calon pengantin.

 
9.     Batik Ciptoning
o    Memiliki unsur parang dan wayang.
o    Digunakan sebagai kain panjang.
o    Memiliki arti diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar.

 
10.     Batik Tambal
o    Memiliki unsur motif ceplok, parang, dan meru.
o    Digunakan sebagai kain panjang.
 

11.     Batik Slobog
o    Memiliki unsur motif ceplok.
o    Digunakan sebagai kain panjang.
o    Memiliki makna slobog atau lobok (longgar), kain ini biasa dipakai untuk melayat agar orang yang yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap Yang Maha Kuasa.


12.   Batik Parang Rusak Barong
o    Memiliki unsur motif ceplok.
o    Digunakan sebagai kain panjang.
o    Mempunyai makna bahwa Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya


13   Batik Udan Liris
o    Memiliki unsur motif kombinasi geometris dan suluran.
o    Digunakan sebagai kain panjang.
o    Memiliki arti udan gerimis (hujan gerimis), lambang kesuburan.

Sumber : http://batikunik.com/news/detail/7/makna-simbolis-motif-batik-yogyakarta.html


Motif Kota Solo

Solo disebut juga dengan Surakarta. Motif batik Solo memiliki ciri khas dengan motif geometris yang mewarnai batiknya. Sebut saja Sidomukti, Sidoluruh, dan Sidoasih. Selain motif geometris, ciri khas batik Solo adalah ukuran motifnya yang kecil, atau istilahnya Truntum.

Ada kisah tentang batik Solo, dilansir dari klasika-Kompas, dahulu kala ada seorang ratu yang sedang bersedih karena tidak diperhatikan sang Raja. Ratu yang sedih itupun akhirnya menciptakan batik dengan motif bintang-bintang yang ukurannya kecil-kecil. Motif batik buah karya sang Ratu itupun mencuri perhatian sang raja, sehingga akhirnya Raja memerhatikan Ratu. Dan Raja pun memerhatikan cara Ratu membuat motif kemudian mengembangkan seni batik tersebut.

Parang Kusuma adalah motif batik Solo selain Truntum. Motif Parang Kusuma memiliki ciri bentuknya yang diagonal, dengan cara melukis dari sisi bawah ke atas. Motif ini mengandung makna atau filosofis, bahwa pemakainya memiliki garis atau keturunan raja.

Motif batik khas Solo yang takkalah populer adalah Sekar Jagad. Sekar artinya bunga dan jagad artinya bumi atau dunia. Sebutan “Sekar Jagad” bisa berarti “kumpulan bunga sedunia” atau berarti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia.

Motif yang mengandung unsur agama pun menghiasi motif khas batik Solo. Semisal motif naga, burung garuda, serta sawat yang merupakan simbol agama Hindu. Untuk hal pewarnaan, batik Solo lebih didominasi warna hitam atau kecoklatan. Meskipun menggunakan warna putih tetap saja warna kecoklatan mendominasi pada motif batik Solo.

Demikianlah, "Sekilas tentang Batik Solo" - Berbeda dengan Yogyakarta yang dalam batiknya lebih didominasi oleh unsur warna hitam dan putih. Warna sogan atau kecoklatan memang sudah menjadi karakteristik batik Solo. Sogan memiliki arti kerendahan hati dan bersahaja, dekat dengan alam, dengan dengan orang-orang sekitar, serta membumi.

Sumber : http://www.discover-indo.tierranet.com/batikpag7.htm

Motif Kota Cirebon

Motif batik Cirebon pada dasarnya dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu:
1. Jenis Wadasan
2. Jenis Geometris
3. Jenis Pangkaan
4. Jenis Byur
5. Jenis Semarangan

1. Kelompok Jenis Wadasan, jenis ini ditandai dengan adanya beberapa ornamen dan benda-benda yang bersumber dari kraton Cirebon, termasuk ornamen Wadasan itu sendiri. Kelompok jenis ini biasanya disebut batik Keraton. Adapun nama-nama motif yang termasuk jenis Kratonan, diantaranya: Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, Mega Mendung, dll.

2. Jenis Geometris, jenis motif ini ditandai dengan proses pendisainannya selalu menggunakan alat bantu penggaris. Sebelum dibatik, kain harus diberi garis-garis terlebih dahulu. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah Motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, Lengko-lengko, dll.

3. Jenis Pangkaan(Buqet), batik dengan motif pangkaan yaitu menampilkan pelukisan pohon atau rangkaian bunga-bungaan yang lengkap dengan ujung pangkalnya dan sering sekali dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama motif ini diantaranya adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, Kembang Terompet, dll.

4. Jenis Byur, motif ini ditandai dengan penuhnya ornamen bunga-bungaan dan daun-daunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok, sebagian contoh motif ini adalah : Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, Banyak Angrum, dll.

5. Jenis Semarangan, motif ini menampilkan penataan secara ceplok-ceplok dengan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang. Sebagian contoh motif ini adalah: motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.

Sumber : http://sanggarbatikkatura.com/motif-batik-cirebon

Motif Kota Pekalongan

Motif batik Pekalongan dicirikan dengan hal-hal berikut.

1.     Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik (tua/kuno) tergolong motif semen. Motif ini hampir sama dengan motif-motif klasik semen dari daerah Jawa Tengah yang lain, seperti Solo dan Yogyakarta yang terdapat ornamen bentuk tumbuhan dan garuda atau sawat. Perbedaanya ada kain klasik ini hampir tidak ada cecek. Semua pengisian motif berupa garis-garis.

2.     Warna soga kain dengan motif dari tumbuhan. Pada kain batik klasik Pekalonganinimotifnya terdapat persamaan dengan kain batik klasik daerah Solo dan Yogyakarta.

3.     Motif asli pekalongan adalah motif Jlamprang, yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Namun Dr. Kusnin Asa berpendapat bahwa motif jlamprang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu Syiwa.

4.     Beberapa corak kain yang diproduksi di Pekalongan mempuyai corak atau gaya Cina, seperti adanya ornamen Liong berupa naga besar berkaki dan burung Pheonix, yaitusejenis burung yang pada bulu kepala, sayap, dan ekor berjumbai serta ekor bergelombang.

5.     Kain batik yang dikembangkan atau diproduksu oleh pengusahan batik keturunan Cina. Gambar-gambarnya pada motif berupa bentuk-bentuk riil (nyata) dan banyak menggunakan cecek-cecek (titik-titik) serta cecek sawut (titik dan garis). Isen-isen pada ornamen penuh dengan cecek.

6.     Sifat umum dari penduduk daerah pantai menyukai warna-warna yang cerah seperti warna merah, kuningm hijau, biru, violet, dan oranye.

Sumber : www.motifbatik.info/2012/07/motif-batik-pekalongan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar