Social Icons

Selasa, 03 September 2013

Penyebaran Islam Di kota Mekah


1. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Sejarah islam pertama turun di Makkah dengan turunnya wahyu pertama  kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu yang turun pada bulah ramadhan tahun  610 M itu adalah surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Ketika turun ayat ini, Nabi Muhammad SAW belum di perintahkan untuk menyampaikan risalah illahi kepada umat manusia. Namun wahyu ini menandakan muhammad baru di angkat menjadi nabi. Beberapa saat kemudian, tepatnya setelah turun wahnyu allah untuk memantapkan hati Nabi Muhammad SAW. (QS. Al- Qalam/68:1-7 dan Al-Muzzammil/73:1-7), jibril datang menyampaikan vwahyu sebagai perintah kepada Nabi Muhammad SAW, untuk menyampaikan risalah illahi kepada manusia. Wahyu itu adalah surah Al-Muddassir ayat 1-7

Turunnya wahyu tersebut sebagai  pengangkatan rosulullah saw, manjadi seorang rasul. Artinya, beliau mendapatkan perintah untuk mendakwahkan islam kepada seluruh umat manusia. Tugas ini merupakan perkara yang besar dan berat. Beliau harus berhadapan dengan berbagai  tantangan dan masalah, antara lain perombakan sistem kebudayaan, sosial, kepercayaan penduduk mekah, dan meluruskan sistem sosial yang tidak adil.
Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, hal itu untuk mengantisipasi guncangan dimasyarakat. Beliau memulai dakwahnya kepada keluarga dan karib kerabatnya. Beliau mengetahui bahwa orang Quraisy sangat terikat, fanatik dan kuat mempertahankan kepercayaan jahiliyah. Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3-4 tahun.
4 tahun pertama adalah masa nabi muhammad mempersiapkan diri menghimpun kekuatan, dan mencari pengikut setia. Seiring dengan itu, wahyu yang turun saat itu bersifat mendidik, membimbing, membina, mengarahkan, dan memantapakan hati dalam rangka mewujudkan kesuksesan dakwahnya. Nabi Muhammad SAW dibekali wahyu yang mengandung pengetahuan dasar mengenai sifat allah dan penjelasan mengenai dasar akhlaq islam. Selain itu wahyu saat itu sebagai banntuan secara umum tentang penduan hidup masyarakat jahiliyah yang berkembang saat itu.
Orang pertama yang masuk islam berasal dari kalangan rumah tangga beliau Khodijah, Ali bin Abi Talib, dan Zaid bin Harisah, kemudian Abu Bakar, san Ummu Aiman. Melalui Abu Bakar pengikut beliau bertambah, mereka adalah Abd Amar bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan talhah bin Ubaidillah. Mereka inilah yang mendapat gelar Sabiqunal Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk islam.
Ketika umat sidit, Nabi Muhammad SAW melarang pengikutnya menyatakan keislamannya secara terbuka. Meskipun demikian Abu Bakar terus berdakwah mengajak penduduk mekah untuk masuk islam. Ia berhasil mengislamkan beberapa tokoh, antara lain Abu ubaidah bin al- Haris, Abu Salamah bin Abdul Asad,  Arqam bin Abil Arqam, Usman bin Maz’un, Abdullah bin Maz’un, serta Asma’ dan Aisyah ( keduanya anak Abu Bakar). Bahkan Arqam bin Abil Arqam menyediakan rumahnya untuk pembinaan umat oleh Nabi Muhammad SAW sekaligus tempat untuk berdakwah.
2. Dakwah Secara Terbuka
Penduduk mekah banyak yang sudah mengetahui dan membicarakan agama baru yang beliau bawa. Mereka menganggap agama itu sangat bertentangan dengan agama nenek moyang kita, pada saat itu turun wahyu surah Al-Hijr/15:94 yang memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terbuka dan terang-terangan kepada seluruh masyarakat.
Dengan turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah dengan terang-terangan. Dakwah ini membuat seorang tokoh Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk islam. Ia adalah Abu Zar al-Giffari. Atas perintah Nabi Muhammad SAW, Abu Zar al-Giffari kemudian pulang untuk berdakwah dikampungnya. Sejak itulah banyak yang masuk islam melalui Abu Zar. Melalui cara itu pula, Bani Daus juga masuk islam. Orang pertama dari Bani Daus yang masuk islam adalah Tufail bin Amr ad-Dausi, seorang penyair terpandang di Kabilahnya. Dengan demikian islam sudah mulai tersebar diluar mekah.
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan tindakan kekerasan terhadap beliau dan pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejamnya pemimpin kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Hamzah bin Abdul Mutalib dan Umar bin Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk islam, hal ini membuat orang kuraisy mengalami kesulit untuk menghentikan dakwah beliau.
Suatu ketika nabi muhammaad saw, melakukan dakwah secara terbuka. Beliau naik ke bukit safa dan memanggil semua suku yang ada di sekitar mekah untuk mengetahui apa yang akan disampaikan oleh nabi muhammad, semua suku mengirimkan utusannya, bahkan Abu Lahab, paman beliaupun hadir. Nabi Muhammad SAW berseru, ” jika saya katakan kepada kamu bahwa dibalik bukit ada pasukan berkuda yang akan meenyerangmu, apakah kalian percara?”.
Mereka mejawab, “ Kami percaya. Kami tidak ragu kebenaran perkataanmu sebab kamu orang yang jujur dan kami tidak pernah menemui kamu berdusta.”
Nabi Muhammad SAW kamudian berseru, Saya peringatkan kamu akan siksa di hari kiamat. Allah menyuruhku untuk mengajakmu menyembah kepada-Nya, yaitu tuhanku dan tuhanmu juga, yang membentuk alam semesta termasuk yang kamu sembah. Maka tinggalkanlah Latta, Uzza, Hubal,dan berhala-berhala lain sesembahanmu”
Mendengar seruan tersebut, Abu Lahab marah dan seraya berkata, ” hari ini kamu (muuhammad) celaka, apakah hanya untuk ini kamu kumpulkan kami semua?”.
Nabi muhammad termenung sejenak memikirkan reaksi dari kaumnya yang menentang dakwahnya. Kemudian turun wahyu surah (Al-Lahab/111;1-5) yang menerangkan bahwa yang celaka bukanlah beliau, tetapi Abu lahab sendiri.
Setelah peristiwa tersebut para pemimpin Quraisy mendatangi Abu Talib, paman yang mengasuh Nabi Muhammad SAW. Mereka menuntuk agar Abu Talib mencegah kegiatan dakwah keponakannya. Pertama, mereka meminta kepada Abu Talib untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW, tetapi perpimtaan itu tidak mengubah pendirian Nabi Muhammad SAW, dan Abu Talib. Kedua, mereka mengutus Walid bin Mugirah dengan membawa seorang pemuda untuk ditukarkan dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka akan bangkit memerangi Nabi Muhammad SAW. Ancaman itu tampaknya sangat berpengaruh pada diri Abu Talib, ia pun memanggil Nabi Muhammad SAW untuk berhenti dari dakwahnya. Namun, Nabi Muhammad SAW tetap tegar dan menolakpermintaan pamannya dan berkata, “ Demi allah, walaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghintikandakwah agama allah hingga agama ini menang dan atau aku binasa didalamnya”.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Nabi Muhammad SAW maninggalkan Abu Talib seraya menangis. Abu talib memanggilnya kembali seraya berkata, “ Wahai anak saudaraku! Pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehdaki ( dakwah). Dimi allah, aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka selamanya.”
Tidak berhasil dengan cara itu, para pemimpin Quraisy mengutus Utbah bin Rabi’ah, seorang ahli retorika untuk membujuk Nabi Muhammad SAW. Mereka menawarkan tahta dan harta, asalkan beliau bersedia menghentikan dakwahnya. Tawaran itu pun ditolak keras oleh naabi muhammad saw.
3. Pemboikotan Dan Rencana Pembunuhan
Tekanan-tekanan yang dilakukan kafir Quraisy kepada umat islam, ternyata tidak membuat islam dijauhi. Sebaliknya umat islam makin bertambah. Hal itu membuat Abu Jahal menekan kepada pimpinan Quraisy untuk memboikot Bani Hasyim. Tindakan pemboiKotan itu sangat menyengsarakan Bani Hasyim dan Bani Mutalib, Bani Mutalib juga ikut terboikot karena solidaritas mereka tertuju kepada Bani Hasyim. Isi surat pemboiKotan itu adbalah sebagai berikut:
  1. Muhammad dan kaum keluarganya serta pengikutnya tidak diperbolehkan menikah dengan bangsa Arab Quraisy lainnya, baik laki-laki maupun perempuan.
  2. Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh mengadakan hubungan jual beli dengan kaum Quraisy lainnya.
  3. Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh bergaul dengan kaum Quraisy lainnya.
  4. Kaum Quraisy tidak dibenarkan membantu dan menolong muhammad, keluarga, ataupun pengikutnya.
Surat ini di gantung di dinding Ka’bah dan berlaku untuk selamanya, kecuali jika muhammad dan keluarganya menyerah. Tetapi setelah 3 tahun, surat pemboikotan itu diturunkan oleh beberapa orang Quraisy, merka menganggap pemboiKotan termasuk perbuatan yang tidak manusiawi. Dengan demikian berakhilah pemboiKotan itu dan umat islam kembali ke Makkah, meskipun hal itu bukanlah akhir dari penindasan terhadap umat islam.
4. Hijrah Ke Habsyi
Beberapa hari setelah pemboikotan berakhir, Abu Thalib meninggal dan kepemimpinan Bani Hasyim beralih kepada Abu Lahab. Tekanan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya makin bertambah kejam. Hal ini membuat Nabi Muhammad SAW merasa kasihan terhadap para pengikutnya, beliau memerintahkan mereka hijrah ke Habsyi pada tahun 615 M atau tahun ke-5 dari kenabian. Rombongan pertama yang hijrah berjumlah 15 orang, yng terdiri dari 11 laki-laki dan 4 wanita. Kemudian disusul rombongan kedua yang berjumlah hampir 100 orang. Diantara sahabat yang ikut hijrah yaitu Usman bin Affan dan istrinya (Ruqoyyah), Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, dan Ja’far bin Abi Talib.
Kedatangan kaum muslimin di Habsyi diterima oleh raja Najasyi dengan baik. Mereka mendapat perlindungan dan bantuan bahan makanan. Perlakuan Raja Najasyi terhadap umat islam itu membuat kaum kafir Quraisy sakit hati. Mereka mengutus Amru bin As dan Abdullah bin Rabi’ah untuk menghadap Raja Najasyi meminta orang-orang muslimin di kembalikan ke kaum kafir Quraisy. Tetapi setelah Raja Najasyi mendengarkan ayat yang dibacakan oleh Ja’far bin Abi Talib, beliau berkata,” kalimat itu dan kalimat yang dibawa nabi Musa berasal dari satu sumber”. Kemudian ia berpaling kepada utusan Quraisyi dan berkata,” Pulanglah! Mereka tidak akan kuserahkan kepadamu”.
5. Misi Ke Ta’if
Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisyi kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Beliau mencoba berdakwah ke Ta’if, sebuah Kota di Hijaz yang terletak disebelah tenggara Mekah. Namun disana beliau mendapatkan kelompok masyarakat yang lebih kejam dan bengis dalam menerima dakwahnya. Penduduk Kota Ta’if menghina dan melempari beliau hingga terluka.
Mendapat perlakuan kejam dari penduduk Ta’if, Nabi Muhammad SAW terpaksa menyelamatkan diri dan berlindung di balik pagar kebun Utbah dan Syaibah, dua anak bersaudara.
Demikian kejam perlakuan penduduk Ta’if dari Kabilah Saqif kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian, kekejaman itu tidak membuat beliau putus asa dalam menyampaikan dakwah. Beliau terus berdakwah kepada Kabilah-Kabilah Arab yang lain, seperti Kabilah Kandah, Bani Kalb, Bani Hanifah, dan Bani Amr. Akan tetapi, semua Kabilah itu juga menolak dengan kasar.
6. Respons Masyarakat Yasrib
Ketika musim haji tiba, Nabi Muhammad SAW menggunakannya untuk menyampaikan dakwah kepada jama’ah haji yang datang dari seluruh penjuru Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yasrib dan Suku Aus dan Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orangg-orang yahudi bahwa nabi akhir zaman akan segera datang.
Pada saat Suku Aus berhaji pada tahun ke-10 dari kenabian, bertepatan dengan tahun 620 M. Nabi muhammad menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang hadir di sekitar Ka’bah. Beliau mengajak mereka untuk beriman kepada allah yang maha ESA dan berbuat baik. Mendengar ajakan tersebut, suku Aus dan Khazraj memperhatikan secara seksama. Dakwah tersebut sesuai dengan pemahaman mereka yang diperoleh dari orang-orang yahudi. Mereka yakin bahwa ini adalah nabi yang di tunggu. Mereka sepakat untuk menerima dakwah tersebut dan mendekati beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Kami datang dari Yasrib yang penduduknya saling bermusuhan. Dengan dakwahmu, mudah-mudahan allah mendamaikan mereka dan menjadikannya bersaudara . kamu adalah laki-laki yang paling mulia”.
7.      Perjanjian Aqobah I
Ada enam pokok persoalan penting yang menjadi sumpah setia dalam Baiat Aqabah I, diantaranya:
  1. Mereka tidak akan menyekutukan allah dengan sekutu apapun
  2. Mereka tidak akan mencuri
  3. Mereka tidak akan berzina
  4. Mereka tidak akan membunuh anak-anaknya
  5. Mereka tidak akan berbuat fitnah, dusta, dan curang
  6. Mereka tidak akan mendurhakai nabi muahmmad saw
8.      Perjanjian Aqobah II
Nabi Muhammad SAW tersenyum mendengar pernyataan para kaumnya, dan berkata. “ saya berjanji akan berperang dengan siapapun yang kamu perangi dan berdamai dengan siapapun yang kamu berdamai”.
Mendengar jawaban itu, mereka serempak berdiri mengucapkan janji setia.
  1. Kami bersumpah untuk taat kepada Rasulullah dalam susah dan senang
  2. Kami bersumpah akan mengatakan kebenaran dimanapun kami berada
  3. Kami bersumpah tidak gentar menghadapi fitnah dari siapapun juga
Dengan terjadinya Baiat Aqabah II, ada arti penting bagi perkembangan islam, antara lain sebagai berikut:
  1. Kaum muslim Yasrib siap membela islam dan Rosulullah
  2. Rasuluallah siyap untuk berhijrah ke Yasrib
  3. Rasulullah dan umat islam akan menghadapi perjuangan yang sangat besar mengahadapi kemarahan orang-orang kafir Quraisy.
 
 Sumber: Google

1 komentar: