Social Icons

Sabtu, 07 September 2013

Budaya terunik Di Dunia

Budaya unik ini memang sudah jarang dilihat oleh kita yang hidup sudah modern. Karena pelaku budaya ini adalah mereka yang masih memegang tradisi masyarakat sekitar/suku daerah dengan kuat. Bagi kita yang hidup di perkotaan sudah asing pastinya dengan budaya-budaya berikut ini versi BamWisata
1. Foot Binding di China
Budaya ini dilakukan oleh masyarakat Cina pada zaman dahulu. Tujuannya adalah untuk menghentikan pertumbuhan kaki mereka, agar  kaki mereka menjadi kecil dan pas pada sepatu kecil. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Budaya ini ada sejak zaman dinasti Tang (618-907). Budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kakidan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Semakin kecil kakiseorang gadis maka akan semakin cantik ia
dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja 
2. Harakiri di Jepang


Harakiri, atau yang disebut juga seppuku, berasal dari kata hara (perut) dan kiru (memotong).  Harakiri merupakan tradisi/budaya kebanggaan masyarakat Jepang. Harikiri dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan. Harikiri ini dilakukan dengan merobek perut prajurit tersebut (oleh dirinya sendiri), membiarkan organ dalam tubuhnya keluar, dan mati karena kehabisan darah. Prajurit yang akan melakukan harakiri ditemani oleh seorang kaishakunin (pelayan) yang dipilin oleh prajurit itu sendiri. Jika prajurit tersebut menjerit atau merintih menangis saat melakukan harakiri (hal yang dianggap memalukan), maka kaishakunin bertugas mengurangi penderitaan prajurit tersebut dengan memenggal kepalanya. Harikiri dilakukan dengan niat untuk membersihkan nama mereka atas kegagalan melakukan tugas atau melakukan kesalahan untuk kepentingan rakyat.

3. Gelang Leher dari Thailand

Kebiasaan suku Kayang, Burma dan Thailnd, ini dilakukan kepada setiap wanita Pada saat umur 5 tahun. Semakin panjang gelang leher yang mereka pakai, maka semakin cantiklah mereka. Tapi gelang leher ini bisa menimbulkan kematian juga. Sekali pakai gelang leher, menjadi pantangan untuk membukanya kembali. Karena akan menyebabkan patah tulang. Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang yang bersinar adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher tersebut bisa mencapai 22 pounds atau sekitar 10,5 kg.



 4. Tibetan Sky Burial

Karena tiada tanah perkuburan disebabkan keadaan geografi , mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung. Disamping itu , dengan cara begitu dipercayai roh si mati akan kekal di gunung bersama burung berkenaan. Sebelum diberikan kepada burung-burung, mayat dipotong-potong atau dihancurkan terlebih dahulu. Mereka juga tidak mau burung tersebut membawa anggota badan yang masih separa sempurna(seperti kepala, tangan dll) ke tempat lain.

5. Geisha 

Berasal dari kata Gei (seni atau pertunjukkan) dan sha yang berarti (orang), Geisha merupakan seorang seniman tradisional penghibur di Jepang. Geisha dilatih secara tradisional sejak masa kecil mereka. Rumah geisha (Okiya) sering membeli gadis-gadis kecil dari keluarga yang miskin dan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan dan melatih mereka. Selama masa kanak-kanak, geisha yang dilatih pertama-tama bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah geisha, selain sebagai latihan ini juga dipakai untuk membantu kontribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Sistim tradisi latihan yang panjang ini masih tetap ada di Jepang, dimana seorang mahasiswa yang tinggal di rumah guru seninya, mulai melakukan pekerjaan rumah yang umum dan mengamati serta membantu gurunya hingga akhirnya berpindah untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Latihan ini memakan waktu beberapa tahun.

6. Hari Tengkorak, Bolivia

Setiap tanggal 9 November berlokasi di pemakaman pusat, di La Paz, Bolivia, menjadi tempat tradisi pra-Columbus yang aneh ini, yang dikenal sebagai Dia de los Natitas. Para wanita membawa tengkorak, dalam kotak kayu atau karton yang dihias,berkumpul di luar kuburan untuk memamerkan tengkorak mereka. Mereka biasanya dihiasi dengan kelopak bunga (hydrangea dan mawar) dan ditutup dengan tutup rajutan berwarna-warni. 


7. DEBUS
Tidak kalah dengan negara lain, Indonesia juga mempunya budaya unik lho. Budaya asal Banten ini memperlihatkan Atraksi yang sangat berbahaya. Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat. Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebut dengan debus.
8. Upacara Tabuik Sumatera Barat 
Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam. Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman, sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun. 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhponK3yaMQ99LVS35IK-S8aOua4csEElFjHXJI6hS4bhCJiS4vnoOxy1HafXlZ3B6vbGSd8e2k1D2NG_n_YkQLP1upjrUQeMgjWT1ThS-YYu3qcKtia7xG8nby9I9ZNc_S1jvDBoAzHUwF/s1600/vacation-star.blogspot.com_tabuik+pariaman3.jpg 
Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan, kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan ritual khusus, yakni puasa. Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umatIslam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak nantinya.
9. Upacara Kasada Bromo
Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesajo dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll.
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/40/Kasodo1.jpg 
Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah. Aktivitas penduduk tengger pedalaman yang berada dikawah gunung bromo.

Sumber: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar